Kuningan, rajawalinews.online – Kegiatan kunjungan industri yang diselenggarakan oleh SMKN 5 Kuningan untuk siswa jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) baru-baru ini menarik perhatian. Meskipun bertujuan memberikan wawasan langsung mengenai dunia industri, durasi kunjungan di Elders Garage, yang menjadi tempat utama kunjungan industri, hanya berlangsung selama dua jam.
Mengingat jarak yang jauh antara Kuningan dan Jakarta, dengan waktu perjalanan yang memakan lebih dari lima jam, durasi kunjungan yang hanya dua jam di Elders Garage dianggap tidak sebanding dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan, sebesar Rp.580.000 per siswa.
Sebelum keberangkatan pada 13 Januari 2025, para siswa bersama guru pendamping berkumpul di Terminal Ciawigebang untuk memulai perjalanan menuju Jakarta.
Rombongan berangkat dari Terminal Ciawigebang pada pukul 23.00 WIB dan tiba di Masjid Istiqlal Jakarta sekitar pukul 04.00-06.00 WIB sesuai yang di jadwalkan, dengan kegiatan transit, shalat Subuh, dan makan pagi.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan perjalanan wisata ke Monas berlangsung sekitar Satu jam setengah, dari pukul 06.30 hingga 08.00 WIB, diikuti dengan perjalanan menuju Elders Garage.
Kunjungan industri di Elders Garage berlangsung sekitar dua jam, dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB. Setelah itu, rombongan melanjutkan kunjungan wisata ke Kota Tua, yang menghabiskan waktu sekitar dua setengah jam.
Rombongan kemudian kembali ke Kuningan dan tiba pada malam hari tanggal 14 Januari 2025.
Hal ini menyebabkan munculnya berbagai pertanyaan mengenai efektivitas kunjungan, mengingat kegiatan tersebut seharusnya lama untuk memberikan ilmu dan pengalaman langsung kepada para siswa.
Meskipun tujuan utama kunjungan ini adalah untuk memberikan pengalaman terkait industri otomotif, sebagian besar waktu kegiatan lebih banyak digunakan untuk kunjungan wisata, seperti mengunjungi Monas dan Kota Tua yang menghabiskan waktu sekitar empat jam.
Kegiatan wisata ini tidak relevan langsung dengan pengembangan keterampilan siswa di bidang Teknik Bisnis Sepeda Motor. Akibatnya, hal ini memunculkan pertanyaan mengenai apakah kunjungan ini benar-benar memenuhi tujuannya sebagai kegiatan pendidikan.
Salah satu orang tua murid, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, membenarkan adanya kegiatan kunjungan industri tersebut dengan biaya sebesar Rp.580.000 per siswa.
Menurutnya, meskipun biaya tersebut terkesan cukup besar, sebagai orang tua menyadari bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan ilmu dan pengalaman langsung kepada anaknya mengenai dunia industri.
Namun, ia juga mengakui bahwa durasi kunjungan yang hanya dua jam di Elders Garage dirasa kurang memadai. “Meskipun ada wisata, saya berharap waktu di industri bisa lebih banyak agar anak-anak mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang bermanfaat,” katanya.
Biaya sebesar Rp.580.000 per siswa, yang harus dikeluarkan untuk kegiatan yang sebagian besar dihabiskan dalam perjalanan dan wisata, dipertanyakan.
Dengan durasi dua jam yang dihabiskan di Elders Garage diduga tidak cukup untuk memberikan wawasan mendalam mengenai industri otomotif, sementara waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dan wisata jauh lebih panjang.
Informasi yang didapatkan media ini menyebutkan bahwa sebagian besar waktu kegiatan lebih difokuskan pada perjalanan dan kunjungan wisata, bukan pada pembelajaran terkait industri. (Redaksi)