Wednesday, February 19, 2025

Proyek Meikarta berjalan Pelan tapi Pasti

Sejak megaproyek properti Meikarta bergulir, permasalahan datang silih berganti. Mulai dari konflik hingga tersandung masalah hukum.
Kini proyek Meikarta sudah hampir tak terdengar lagi. Padahal saat awal dipasarkan begitu jor-joran. Iklan dimana-mana hingga penjualan langsung di pusat-pusat perbelanjaan. Lantas apa kabar Meikarta?

Masih teringat jelas, saat itu 8 Mei 2017 dihadapan puluhan awak media, orang nomor satu di Lippo Group, James Riady, meluncurkan proyek teranyar mereka yang diberi nama Meikarta. Proyek ini menjadi salah satu proyek ambisius dan terbesar yang pernah dibuat oleh Lippo.

Saat itu, James terlihat begitu bersemangat memperkenalkan Meikarta di depan wartawan, ia sangat detail menjelaskan proyek yang dibangun di kawasan Cikarang, Bekasi tersebut. James memang seorang marketer tulen, dia tahu betul bagaimana cara membentuk brand image sebuah produk properti.

“Setelah 10 tahun lamanya belum ada lagi pembangunan grand development properti di Indonesia, baru kali ini melalui Meikarta hal tersebut kembali terjadi “. ujar James penuh percaya diri.

Tampaknya, ucapan tersebut bukan isapan jempol semata, Meikarta adalah mega proyek yang rencananya akan dibuat layaknya sebuah kota mandiri baru, estimasi biaya pembangunannya pun tidak tanggung-tanggung yakni mencapai Rp 243 triliun, belum lagi luasan lahan yang dibangun mencapai 500 hektar.

Bagi pencari properti, kehadiran proyek ini tentunya bisa dijadikan solusi menarik dari semrawutnya kondisi Jakarta. Di sana pengembang rencananya akan membangun 100 gedung pencakar langit lengkap dengan segala fasilitas sebuah kota modern seperti area komersial, hotel, sarana pendidikan, rumah sakit, pusat perbelanjaan hingga perkantoran.

Untuk tahap pertama pembangunan, pihak pengembang akan membangun 250.000 rumah dan unit apartemen. Menariknya, bukan karena lengkap dan prestisiusnya nilai proyek Meikarta, ternyata harga jual apartemen Meikarta dibanderol dengan sangat murah, yakni hanya Rp 127 juta untuk tipe terkecil, harga tersebut bahkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan rumah subsidi sekalipun.

Pancingan harga murah tersebut terbukti ampuh membuat pasar bereaksi, buktinya baru sehari diperkenalkan, apartemen Meikarta langsung diserbu pembeli yang rata-rata berasal dari Jakarta. Tidak main-main, saking banyaknya pembeli yang datang pihak pengembang berhasil menjual unit apartemen sebanyak 16.800 unit dalam waktu hanya satu hari. Kondisi ini pun akhirnya membuat Museum Rekor Indonesia (MURI) turun tangan memberikan penghargaan kepada Lippo sebagai pihak yang berhasil menjual unit apartemen terbanyak dalam satu hari.

Lippo Group tampaknya tidak salah memilih kawasan Cikarang untuk dijadikan lokasi dibangunnya Meikarta, kawasan ini sekarang tengah menjadi sorotan publik karena masifnya pembangunan sarana infrastruktur yang dibangun. Di sana, pemerintah saat ini tengah membangun 3 proyek yang dapat mempermudah akses masyarakat, contohnya seperti kereta cepat Jakarta – Bandung, tol layang Jakarta – Cikampek.

Keberadaan proyek infrastruktur ini tentunya dapat mendongkrak nilai jual properti, apalagi bagi mereka para eksekutif muda ataupun bisnisman yang menuntut kecepatan dan mobilitas, tinggal di Meikarta bisa dijadikan pilihan menarik.

Tidak hanya kelengkapan sarana infrastruktur, dari segi bisnis kawasan Cikarang juga dinilai sangat potensial untuk pengembangan properti, karena area ini sejak lama dikenal sebagai kawasan industri terbesar se Asia Tenggara yang mempekerjakan puluhan ribu karyawan baik dalam atau pun luar negeri, kondisi ini akhirnya membuat area Cikarang membutuhkan pasokan hunian cukup tinggi.

Sayangnya pembangunan Meikarta harus tersandung kasus hukum, 15 Oktober 2018 lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan Direktur Lippo Group Billy Sindoro atas dugaan suap perizinan Meikarta. Kasus ini tentunya menjadi pukulan telak bagi Lippo Group ditengah meroketnya penjualan apartemen Meikarta. Sekedar catatan, pada hari pertama launching pihak pengembang berhasil mengantongi marketing sales senilai Rp 7 triliun.

Sebenarnya, kasus Meikarta ini sudah lama terendus publik, mulanya berawal dari pernyataan Deddy Mizwar yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat tentang rekomendasi lahan yang hanya diberikan izin seluas 84,6 hektar.

Tidak hanya urusan perizinan, proses pembangunan apartemen Meikarta 2019 sendiri terlihat seperti berjalan ditempat, kondisi ini pun akhirnya membuat galau banyak pembeli apartemen. Seperti Efrizal, karyawan salah satu BUMN ini bingung bukan kepayang, karena dirinya tidak bisa mengetahui dengan pasti tentang progres pembangunan apartemen, padahal dirinya dijanjikan oleh pengembang bisa tinggal di unit apartemen pada September 2019.

“Saya sudah menghubungi pihak pengembang, tetapi mereka tidak bisa memberikan kepastian kapan apartemen Meikarta akan selesai dibangun,” keluh Efrizal kepada tim Lamudi.

Pada Oktober 2017 lalu, Efrizal memesan satu unit apartemen Meikarta dengan ukuran tipe studio. Ia merupakan salah satu konsumen yang termakan bujuk rayu iklan yang masif terpampang sejumlah media baik cetak ataupun elektronik.

“Saat itu iklan tentang Meikarta banyak sekali, apalagi konsep pembangunan yang ditawarkan sangat modern, saya langsung tertarik dan membelinya,” cerita Efrizal.

Sayangnya, apartemen yang ia pesan tersebut tidak bisa dibatalkan, karena proses KPR sudah terlanjur berjalan, kini Efrizal hanya bisa menunggu sampai batas waktu serah terima kunci, jika memang dirinya belum menerima unit yang dijanjikan dengan terpaksa Efrizal akan melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.

Kendati diterpa berbagai isu miring, Pihak pengembang tetap meyakinkan kepada publik bahwa proses pembangunan apartemen Meikarta masih terus berjalan. Bahkan pada periode Agustus 2019 hingga Maret 2020, Lippo Cikarang telah melakukan prosesi topping off sebanyak 28 tower di District 1.

Beberapa tower yang telah melakukan topping off adalah Blok 53022, 52022, 51022, 5022, 50023, 39022, 38022, 39023, 38023, 53021, 52021, 51021, 50021, serta 39021. Dari keseluruhan tower tersebut, menara 53022 merupakan hunian yang telah diserah terimakan pada 31 Maret 2020.

Sementara untuk menara lainnya seperti 52022 dan 51022 saat ini sedang dilakukan proses finishing, rencananya kedua tower tersebut akan serah terima hingga akhir tahun 2020. Saat ini pihak pengembang tengah fokus untuk membangun Meikarta di district 2, mereka menargetkan untuk melakukan handover pada tahun 2021

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments