Ilustrasi. (dok) |
JAKARTA, BPK– Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menginterograsi salah satu tersangka pembobol uang dari mesin ATM dengan teknik skimming saat rilis di Jakarta. Kasus melibatkan empat WNA dan seorang WNI. Polisi kembali menangkap pelaku skimming yang membobol dana nasabah bank.
“Tersangka baru, satu tambahan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Argo tak menjelaskan siapa inisial tersangka baru kasus skimming tersebut. Namun, dirinya memastikan tersangka tersebut akan digiring ke Mapolda Metro Jaya.
“Asal Eropa Timur, nanti saja ya jelasnya.Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap satu WNI yakni MK (29) dan empat WNA yakni FH (26) asal Hungaria, I alias RL (27), LN alias M (27) dan ASC (34) asal Rumania.
Kelimanya ditangkap karena telah membobol 64 bank di beberapa negara dengan cara skimming.Dua tersangka pembobol uang dari mesin ATM dengan teknik skimming menutup wajah saat diperlihatkan petugas Resmob Polda Metro Jaya di Jakarta. Sindikat ini membobol 64 bank pada sejumlah negara.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, dari 64 bank yang dibobol para tersangka ada di 22 negara. Bank yang paling banyak dibobol itu berada di Indonesia.Indonesia ada 13 bank, total kartu 1.314 dengan populasi 88,78 persen, N/A total kartu 86 dengan populasi 5,81 persen, Australia 5 bank, total kartu 19, populasi 1,28 persen, Jerman ada 8 bank, total kartu 11, populasi 0,74 persen, USA ada 6 bank, total kartu 10, populasi 0,68 persen, UK ada 6 bank, total kartu 9, populasi 0,61 persen.
Beliau melanjutkan, 16 negara lainnya yaitu Kanada, Prancis, Swiss, Singapura, Denmark, Japan, India, Islandia, Arab Saudi, Hong Kong, Afrika Selatan, New Zealand, Norwegia, Cili, Belgia dan Italia.
“Dari 64 bank yang dibobol, total ada 1.480 kartu yang digunakan untuk mengambil uang para nasabah,” ujarnya.
Pihak kepolisian berhasil mengungkap aksi sindikat pencurian saldo nasabah dengan modus skimming dengan menangkap lima orang tersangka. Empat orang warga negara asing dan seorang wanita Warga Negara Indonesia asal Bandung, Jawa Barat. Sindikat ini telah berhasil menguras banyak tabungan nasabah bank di 21 negara.
“langkah cepat pihak kepolisian mengungkap kasus pencurian saldo ATM ini disambut gembira oleh banyak kalangan. Pasalnya Indonesia merupakan negara korban terbesar kedua dari beberapa negara yang dijadikan sasaran pelaku.
Para tersangka membobol nasabah di 13 bank di seluruh Indonesia dengan teknik menempelkan kamera perekam data pin nasabah di mesin ATM, lalu di-scan, dan dikirim ke rekan mereka di Turki. Dari Turki, saldo para nasabah dikuras habis.
“Metodologi yang mereka lakukan ialah memasang alat di ATM mana saja. Jika seseorang sudah memasukan kartu, data akan terekam sehingga pelaku bisa memindahkan data tersebut,” ujar Direktur Krimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta.
Di Indonesia, kerja sindikat ini terungkap setelah Polri bekerja sama dengan pihak imigrasi dan otoritas perbankan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan aksi komplotan ini awalnya diungkap pihak kepolisian Polda Bali. Polisi mendeteksi pergerakan pelaku mulai dari pemasangan alat skimmer di mesin ATM, proses scanning hingga pengiriman data pin nasabah ke di Turki. Dari pelaku, polisi berhasil mengamankan 1480 kartu ATM yang telah terisi data curian, enam kamera pengintai, empat mulut ATM, dua paspor, serta satu alat deep skimmer.
Menurut pihak Bank Indonesia, jika ingin aman saat bertransaksi di ATM, perhatikan tiga hal. Pertama, pastikan kartu ATM telah memiliki chips. Kedua, lakukan transaksi di ATM yang ada penjaganya. Ketiga selalu rahasiakan nomor pin dan lakukan transaksi di mesin ATM dengan menutup tangan. (RED)