Palembang – Rajawalinews.online
Ditengah hiruk pikuknya wabah virus pandemi covid 19 terlihat masyarakat kota palembang gegap gempita bersemangat untuk mencairkan BLT UMKM BPUM sebesar Rp.2,4 juta yang diberikan kepada pelaku usaha mikro yang terdampak virus corona covid 19.
BLT UMKM yang dikucurkan pemerintah diberi nama BPUM ( Bantuan Presiden Usaha Mikro ) tampak terlihat di salah satu kantor cabang unit bank BRI yang terletak di jalan kapten A.Rivai masyarakat antri menunggu panggilan dari petugas bank tersebut.
Awak media rajawali news group berkunjung ke Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pemerintah kota palembang dijalan merdeka no.6 ,diterima oleh Ibu Devi Anggraini selaku kepala seksi Peningkatan kualitas Kewirausahaan, awak media bertanya mengenai BLT UMKM BPUM .
Menurut keterangan ibu Devi pada tahap I ada 22.849 berkas yang masuk namun yang mendapat bantuan hanya 12.202 pelaku usaha mikro,sedangkan di tahap II ada 68.592 berkas lebih banyak tiga kali lipat dari tahap pertama,namun yang mendapatkan bantuan belum diketahui berapa jumlahnya karena belum ada laporan dari pihak bank,ujarnya.
Awak media juga menanyakan,”Apakah Sopir angkot dan Penarik becak juga mendapatkan BLT UMKM BPUM ini ?”
Ibu Devi menjawab dengan tegas sopir angkot dan penarik becak tidak mendapatkan BPUM karena sopir angkot dan penarik becak itu adalah profesi pekerjaan, yang di bantu melalui program ini hanya pelaku usaha mikro,ujarnya lagi.
Akan tetapi fakta yang di dapat awak media di lapangan bahwa penarik becakpun bisa mendapatkan bantuan BPUM,sangat berbeda berbanding terbalik antara penjelasan ibu Devi dengan fakta yg ada.
Hal ini sangat disayangkan karena pihak Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ternyata hanya melakukan penginputan data tanpa melakukan verifikasi, yang melakukan verifikasi berkas hanya sebatas kantor lurah yang memverifikasi sehingga adanya dugaan bahwa penyaluran BLT UMKM BPUM di kota Palembang banyak yang tidak tepat sasaran.
Pemerintah Pusat telah banyak mengucurkan dana untuk membantu rakyat indonesia yang terdampak virus corona covid 19 untuk membangkitkan usaha kecil akan tetapi alangkah sayangnya apabila dana yang dikucurkan tersebut sia sia karena penyaluran penerima bantuan banyak yang tidak tepat sasaran diduga seperti yang terjadi di kota palembang. (SS)