Bekasi, Rajawalinews – Kesepakatan yang telah ditanda tangani pada kamis tanggal 23 Juli 2020, yang dilakukan di Ruang Rapat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, dihadiri oleh Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bekasi, Pengelola Kawasan Industri Hyundai, Pengelola Kawasan Industri Lippo Cikarang, dan Pengelola Kawasan Industri Jababeka, masyarakat Kecamatan Cikarang Utara (Desa Waluya, Desa Karang Raharja dan Desa Karangasih) dan Kecamatan Karang Bahagia (Desa Sukaraya, Desa Karang Rahayu Desa Karang Setia, Desa Karang Anyar, Desa Desa Karangsatu dan Desa Karang Bahagia).
Dalam Nota Kesepakatan tersebut semua pihak sepakat untuk bersama-sama memantau dan mengawasi, KI Jababeka, KI Lippo Cikarang, dan KI Hyundai berkomitmen untuk melakukan perbaikan qualitas air limbahnya selama 7 (tujuh) hari sejak nota kesepakatan ini ditandatangani tanggal 23 Juli 2020 s.d tanggal 30 Juli 2020;
KI Jababeka, KI Lippo Cikarang dan KI Hyundai akan menyediakan air bersih untuk masyarakat terdampak sampai dengan proses perbaikan pada poin 1 (satu) terselesaikan;
Apabila dalam waktu yang telah ditetapkan pihak pengelola KI Jababeka, KI Lippo Cikarang dan KI Hyundai belum dapat memperbaiki kualitas air limbahnya maka dapat dilakukan proses hukum lebih lanjut;
Pihak Pengelola KI Jababeka, KI Lippo Cikarang dan KI Hyundai tidak akan mengulangi proses pencemaran kali Cilemahabang
Setelah berjalan kurang lebih 2 minggu sejak ditandatanganinya Nota Kesepakatan tersebut, muncul perubahan hanya beberapa hari saja air kali Cilemahabang merasakan bening dan jernih.
Namun saat dicek kondisi terbaru Minggu (9/8), warna air kali Cilemahabang kembali berwarna hitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Masyarakat sekitaran kali Cilemahabang yang berada di wilayah Desa Waluya dan Desa Karang Raharja sudah mulai berteriak-teriak lagi terutama ibu-ibu yang sering menggunakan air kali tersebut untuk mencuci pakaian dan mandi.
Dang, salah satu warga yang berada di sekitaran kali mengatakan ke awak media, “Mengherankan, katanya sudah ada nota kesepakatan, tapi tetap aja enggak ada perubahan, air kali kembali lagi berwarna hitam dan bau,” katanya.
Masyarakat berharap kepada para pejabat Pemerintah Daerah terutama kepada DLH Kabupaten Bekasi untuk benar-benar serius dalam mengatasi permasalahan air kali Cilemahabang ini, karena air merupakan hajat hidup orang banyak yang harus terjaga kelestariannya.
Jika kondisi ini berlarut lama, tidak ada penyelesaiannya bukan tidak mungkin akan berdampak terhadap kehidupan sosial bermasyarakat di Kabupaten Bekasi.
Seharusnya lebih diperhatikan lagi kondisi tersebut, terlebih lagi diwilayah sekitar kali Cilemahabang ada rumah H.Eka Supria Atmaja, Bupati Kabupaten Bekasi yang tiap harinya melewati jalan pinggiran kali dan juga ada Pak Dewan juga, dr Asep Surya Atmaja serta Kepala Desanya juga Dedi Cahyadi. (Tim/*)