PURWAKARTA, Rajawalinews.- Sungguh miris yang dirasakan masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan di Kampung Cibodas, Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Menjelang hari raya Idul Fitri dan dampak covid 19, mereka yang tinggal dalam rumah tidak layak huni kurang mendapatkan perhatian pemerintah.
Ironis, saat pemerintah kabupaten Purwakarta mengucurkan anggaran Rp 24 miliar untuk dampak covid 19, kaum dhuafa ini hanya mendapatkan bantuan Rp 100 ribu tanpa sembako.
Hal tersebut diungkapkan kakek berusia 80 tahun Nadi. Dengan kondisinya yang sudah tua renta, ia hanya sedikit dibantu.
“Saya hanya dapat Rp 100 ribu,” katanya dengan terbata-bata.
Begitu pula dirasakan Enok. Ia bersama keluarganya yang tinggal di gubuk reot, hanya mendapatkan Rp 100 ribu.
“Kami mengharapkan bantuan pemerintah untuk lebaran. Kami butuh sembako,” ujarnya.
Wahidin pun mengharapkan bantuan sama. “Saya dapat Rp 100 ribu dan saya butuh sembako,” ujarnya.
Ketua Komunitas Masyarakat Purwakarta (KMP), Zaenal Abidin mengaku sedih melihat warga miskin tidak diperhatikan pemerintah.
“Saya prihatin Pemerintah Kabupaten tidak hadir mendampingi mereka dan menjamin kehidupan mereka. Amanat UUD 1945 dalam pasal 34 ayat 1 dinyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara,” katanya.
Menurut pria yang akrab disapa ZA ini, lokasi dana Bansos harus proporsional dan tepat sasaran.
“Ayo kita pantau supaya tidak terjadi penyimpangan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Pemkab Purwakarta, Iyus Permana belum bisa dimintai komentar. “Saya lagi mimpin rapat. Bentar,” katanya. (Vans)