Karawang, Rajawalinews – Program pangan pemerintahan pusat di bawah kepemimpinan Persiden ir. Joko Widodo, dijadikan ajang bisnis oleh Gerombolan sendikat Mafia beras.
Diminta pihak jajaran Polda Jawa Barat dapat segera mengusut tuntas adanya dugan Sub Drive Bulog Karawang Jawa Barat. Pasalnya Diduga Keras Meraih Keuntungan Mencapai 2 Meliar rupiah perbulan Kong Kalikong Dengan Suplayer, dan tidak menutup kemungkinan dugan jaringan gerombolan sendikat mafia beras Bulog sampai ketingkat Depertemen Dinas Sosial RI.
Gabungan Team V Pemburu Fakta Rajawali news Siap Mengawal program tersebut jika di kehendaki oleh Persiden Ir. Joko Widodo. Ironisnya Kepala kantor Sub Drive Bulog Karawang ketika Team V Pemburu Fakta Rajawali News Untuk Konfirmasi. Dengan tegas seorang pegawai bulok yang tidak mau ditulis namanya, mengatakan “Bapak Sedang Keluar Kantor”! tegasnya.
Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang menjadi perum bulok sebagai penyedia komoditas bantuan non tunai tahun 2019 dengan surat edaran Mentri Sosial RI nomor.01/MS/K/07/2019. Ironisnya dengan keberadan suplayer non bulog dalam penyedian komoditas pangan bagi KPM BPNT di wilayah Karawang dan Bekasi suplayer non bulog menjadi pebincangan di kalangan wong cilik.
Dengan adanya timbangan beras yang berbeda ada 10 kg untuk wilayah Karawang wilayah Kabupaten Bekasi hanya dapat 9 kg. Hal tersebut ada dugaan dengan pengadaan pembuatan kemasan Karung Beras yang diluar buatan bulok. Itu pun disinyalir menjadi ajang bisnis jaringan gerombolan sendikat pejabat atau penjahat mafia Beras Bulok yang mengatasnamakan untuk kepentingan rakyat. Rusli, Kepala kantor Bulog sub Drive Karawang-Bekasi, ketika di temui di sela-sela aktifitas menyampaikan bahwa Bulog menjadi penyedia beras utama bagi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan sekaligus menjadi menager supplier yang bertugas mengordinasi distribusi beras bagi e-warong di wilayah Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Sesuai apa yang di amanatkan kementrian sosial, lebih lanjut Rusli mengatakan, “Setiap beras yang di terima KPM BPNT itu berasal dari gudang bulog, dan setiap supplier harus mengambil beras dari gudang bulog, dan beras dari bulog tersebut memiliki ciri pada karung kemasan yang tertera bulog. Dan memang diakui bahwa terjadi perbedaan bila di karawang 10 kg dan bekasi 9 kg hal itu bukan wewenang saya dan saya tidak mengetahui alasan perbedaan itu karena saya hanya mnegikuti yang sudah berjalan”. Ungkapnya.
Lebih lanjut Rusli mengatakan, “Silahkan tanyakan kepada Dinas masing-masing wilayah kabupaten dan kota, pada bulan september 2019 bulog menjadi penyedia utama beras KPM BPNT, kalaupun ada supplier yang tidak menggunakan beras dengan karung tanda bulog, itu bukan supplier bulog, kemungkinan itu permainan PKH. Munir, supplier non bulog”, jelasnya ketika ditemui di kp Koba Rengas RT.01/03. (RED)