Isu Nasrani dan Nyanyian Suap Napoleon Bonaparte Kendala Listyo Sigit Prabowo Jadi Kapolri
JAKARTA – Rajawalinews.online
Isu agama akan menjegal Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal (Komjen) Listyo Sigit Prabowo menjadi calon kepala kepolisian menggantikan Jenderal Idham Aziz (baca: https://www.tagar.id/isu-agama-hambat-sigit-prabowo-jadi-calon-kapolri).
Selain isu agama, nyanyian mantan kepala divisi hubungan internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Napoleon Bonaparte tentang keterkaitan mantan ajudan Presiden Jokowi itu dalam perkara sengkarut penghapusan red notice akan menjadi kendala serius (baca:https://amp.wartaekonomi.co.id/berita315675/nama-listyo-sigit-prabowo-terseret-kasus-djoko-tjandra-kpk-segeralah-bertindak).
“Sigit sangat berpotensi, apalagi sangat dekat dengan Jokowi, tapi ada kendala yang menghadangnya,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane ketika dihubungi wartawan melalui pesan singkat, belum lama ini. Hanya saja Neta enggan menyebut kendala yang dimaksudkan.
Berbeda dengan pernyataan Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman dalam pesan singkatnya kepada wartawan. Secara blak blakan Boyamin menyebut nyanyian NB dalam perkara suap yang melibatkan Komjen Listyo Sigit Prabowo, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin dan petinggi Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) cukup serius.
Hal senada juga pernah dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten yang menolak pengangkatan Sigit sebagai Kepala Kepolisian Banten pada 2016 meskipun akhirnya ia tetap dilantik oleh Kapolri Tito Karnavian.
“Masalah agamanya yang Kristen akan menghadangnya (maju sebagai kandidat Kapolri),” kata sumber Mitra News yang tak ingin disebut namanya.
Sumber ini berpendapat, hambatan isu agama bukan berasal dari internal institusi polisi. Tapi isu identitas agama lulusan Akpol 1991 ini dapat berdampak buruk pada sistem keamanan ketika polisi menghadapi aksi massa yang mengatasnamakan Islam. (SS/red)